Anggrek Papua

Hujan yang turun sepanjang tahun di wilayah Papua membuat keragaman jenis tanaman tumbuh di hutan yang senantiasa hijau setiap waktu. Ratusan jenis anggrek (Dendrobium) dapat dijumpai di hutan Papua. Nama-nama anggrek saya bersikap “malas tahu” atau tidak berusaha mencari tahu, asal bunganya bagus tambahkan saja tanaman tersebut ke halaman belakang rumah. Alasannya karena tidak suka sibuk merawat hewan atau tanaman tetapi lebih suka menikmati tanaman atau hewan yang ada di habitatnya, berada di alam liar.

Anggrek macan yang bunga berwarna kuning kehijauan dengan bintik-bintik seperti warna kulit macan paling mudah perawatannya dan berbunga setiap saat. Batang anggrek yang mirip tebu dari setiap batang dapat dengan mudah dipisah untuk dikembangbiakkan menjadi tanaman baru (bibit). Bibit diletakkan pada sabut kelapa, dalam beberapa bulan akan tumbuh subur dan tumbuh tunas-tunas baru.

Sedangkan bunga anggrek berwarna ungu, nomor satu di bawah ini tumbuh di batang pohon jeruk di belakang rumah. Tumbuh subur menempel di batang pohon layaknya benalu, tidak perlu dirawat, disirami, apalagi dipupuk tetapi sepanjang tahun berbunga. Ketika tangkai bunga yang satu layu, bagian tangkai bunga yang lain tumbuh. Bau bunga harum menyebar ke dalam ruangan melalui ventilasi jendela.

Anggrek-anggrek Papua tersebut dapat tumbuh subur di hutan atau di sekitar rumah di wilayah Papua karena kecocokan iklim setempat. Nah, ketika dibawa ke pulau lain tentu lingkungan hidup dan suhu perlu disesuaikan dengan tempat asal anggrek. Artinya butuh perawatan serius dan pengorbanan biaya dan tenaga agar anggrek tidak mati. Salah satu alasan inilah yang tidak saya suka, apalagi birokrasi perijinan ketika anggrek-anggrek tersebut dibawa ke luar wilayah Papua karena banyak jenis anggek yang dilindungi menurut peraturan karena kategori langka.

Tulisan ini sekedar mempublikasikan foto anggrek Papua agar kolektor, pehobi tanaman anggrek menemukan gambar yang telah diindeks Google lalu melestarikan anggrek Papua agar tidak punah. Semua foto dibuat di Papua.

 
 
 
 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *