Biak – Padaido

Saya ingat sekali ungkapan dari sahabat yang tinggal di Biak Papua yang disampaikan enam tahun lalu. Akronim BIAK (Bila Ingat Akan Kembali). Biak menyimpan sejuta kenangan tentang keindahan alam yang tak terlupakan.

Biak adalah kota kecil yang terletak di Pulau Biak di  Samudera Pasifik. Suasana sosial di kota Biak tidak ada bedanya dengan kota-kota di Pulau Jawa, karena wilayah kota yang sempit di antara bukit dan laut antar penduduk saling mengenal dan sapa seperti di kota kecil di Jawa. Bedanya kalau di Jawa, pertanyaan yang sering diucapkan, “Badhe tindak pundi?” (Mau pergi ke mana?), sedangkan di Papua pada umumnya, “Selamat pagi/siang/malam”  terasa kebarat-baratan.

Nama-nama distrik (kecamatan) atau desa juga keren (dari segi pemasaran dapat dikatakan “menjual banget” sebagai nama promosi), Samofa, Bosnik, Ridge, Mokmer dan lain-lain. Sedangkan di Jawa sering ditemui nama-nama desa yang kurang keren, misalkan, Kandang Sapi, Jumbleng (kakus).

Ketika akan memasuki kota Biak dari arah Bandara Anda akan menjumpai tugu dalam tiga bahasa, selamat datang, welcome to Biak dan Rarama be bye, dan slogan Faiman Indo!. Dalam komunikasi, bahasa tidak usah dikuatiri, karena penduduknya dapat mengucapkan dan menggunakan beberapa bahasa dan Bahasa Indonesia pasti bisa. Keragaman penduduk dari berbagai suku, bahasa Jawa, Bugis, Sunda juga sering terdengar diucapkan sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Dialek lokal penggunaan bahasa Indonesia, beberapa kata disingkat menjadi kalimat pendek. Misalkan; saya pergi (sa-pi) berenang, saya punya (sa-pu) pinang, sudah (su) makan.

Akomodasi selama perjalanan cara menjangkau Biak. Penerbangan dari Jakarta setiap hari dengan pesawat: Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara. Pelayaran: Setiap satu atau duan minggu dengan kapal PELNI: Sinabung, Ngapulu. Hotel di Biak: Aerotel, Arumbai, Basana Inn, Intsia, Nirmala Beach, Srafa Inn dan lain-lain dengan tarif mulai dari 200 ribuan hingga 900 ribuan per malam. Restoran: 99, Jawa Timur (Pecel Madiun), Ikan bakar Manado yang terletak di Jalam Imam Bonjol, Furama, Suka Cita, dan sebagainya. Menu masakan mak nyuss dengan harga AMD (agak mahal dikit) dibanding di Jawa.

Jika Anda merasa bosan kehidupan sehari-hari yang kurang memacu hormon andrenalin, karena untuk mendapatkan makanan cukup gesek pakai kartu plastik (ATM) atau ingin laki-laki banget tanpa fitnes untuk perbesar otot yaitu dengan berenang melawan gelombang di samudera, menangkap ikan besar dengan usaha. Di sebelah timur P. Biak terdapat kepulauan Padaido yang sangat menarik untuk tempat pemacingan, menyelam melihat terumbu karang, atau melihat keindahan alam.

Bagaimana caranya menempuhnya?
 

Foto 1: Menggunakan perahu kecil bermesin (speedboat) dari dermaga Biak.

Foto 2: Selama perjalanan dengan perahu motor lepaskan kail. Ikan akan kecil akan mudah didapat dan dapat dibakar di kepulauan Padaido. Ikan Samudera Pasifik warna-warni lho….

Foto 3: Itu lah pulau tak berpenghuni manusia yang akan dikunjungi. Di bibir pantai kedalaman mencapai ratusan meter, menurut info GPS (Global Positioning System) plus, fishfinder, echo sounders dapat dideteksi ikan-ikan di bawah air laut dan kedalaman air.

Foto 4: Di sisi pulau yang lain ada bagian pantai yang landai sehingga perahu dapat merapat dan Anda mendarat. Jangan lupa perahu diikat ke pohon kelapa karena jika terbawa arus Anda akan tertinggal di pulau itu hingga menunggu ditemukan pengunjung berikutnya. Sinyal telepon seluler tidak menjangkau kecuali telepon satelit.

 

1 komentar untuk “Biak – Padaido”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *