Tongklek adalah seperangkat alat musik tradisional berasal dari bambu berbentuk kentongan, perabot rumah tangga (panci, botol air mineral ukuran besar, ember, dan lain-lain), dan gamelan yang dipukul-pukul untuk membangunkan warga agar bangun lalu makan sahur saat bulan ramadhan. Jenis perlengkapan musik tongklek bermacam-macam tergantung kreatifitas pemainnya, bebas menggunakan apa saja asal bunyi. Irama alat musik tersebut tong yang berasal dari botol air mineral atau ember besar dan klek (bunyi kentongan) maka tidak salah jika dinamai tongklek.
Meskipun di masa sekarang untuk merencanakan bangun tengah malam dapat dengan alarm, tetapi di bulan ramadhan masih ada sekelompok orang yang sukarela berjalan kaki keliling kampung membangunkan warga dengan tongklek. Mereka mulai berangkat sejak pukul 02.00 dan berakhir menjelang makan sahur berakhir. Konon, tradisi membangunkan warga untuk makan sahur ini ada sejak zaman dahulu kala karena pada zaman tersebut tidak semua warga punya jam sebagai penanda waktu.
Acara membangunkan warga untuk sahur dengan tongklek di beberapa daerah dimodifikasi dengan membawa pengeras suara di atas becak dengan volume suara musik sangat keras justru mengganggu ketertiban masyarakat. Akibatnya dapat terjadi konflik antar warga sehingga menimbulkan pertengkaran.
Kini musik tongklek tidak populer lagi karena banyak alternatif hiburan di TV, internet, dan berkurangnya waktu istirahat akibat jam kerja di siang hari yang bertambah dibanding zaman dulu. Agar musik tongklek mampu meraih simpati kembali masyarakat, pemain tongklek tidak sekedar membunyikan alat musik, tetapi mengenakan kostum yang aneh-aneh. Contoh gambar berikut ini.